Bukan, bukan. Isi postingan kali ini bukan tentang jalan-jalan dynamic duo ini seharian, ga penting juga kalo itu diceritain, tapi sih lebih kepada objek unik yang ada di Kota Tua, Jakarta. Di Museum Fatahillah, banyak terdapat benda-benda peninggalan jaman dulu, kebanyakan sih dari era kolonialisme. Setelah capek "memperkosa" isi gedung museum disana-sini, tibalah saat-saat yg ditunggu oleh segenap umat manusia, yaitu.......................... duduk istirahat. Iya lah, capek pulaknya. *elap keringet*
Setelah istirahat sejenak, sebelum keluar museum, si Inda terlihat tertarik terhadap objek yg hitam, panjang, kokoh, dan berdiri tegak menantang (ehmm), usut punya usut, ternyata yang dilihatnya adalah :
- Batang Pohon Pinang yg menghitam.
- Tiang Listrik yg menghitam dimakan zaman.
- Bule yg berbatang besar (eh).
- Alam bawah sadar Inda yg menkonversikan kelelahan sebagai citra yg hitam, panjang, kokoh, dan berdiri tegak.
Sayang sekali, pilihannya tidak ada yg sesuai dengan opsi diatas. Sembari terlihat keheranan atau sedikit girang, Inda ngomong dengan logat medannya, "Yan, tengok dulu itu, tangannya kok bisa kayak gitu sih?". Dan abang penulis kita yg sangat ganteng ini pun menoleh ke arah yg ditunjukkan. Oh, ini rupanya yg membuat si Inda keheranan, kagum, dan sedikit bernafsu :
Tersangka Utama
kurang jelas? look at it closer
Tangan Tersangka
See? terjawab sudah misteri yg membuat aku bertanya-tanya terhadap gelagat unik yg diperlihatkan oleh Inda. Yang terlihat memang seperti apa yg anda lihat, dan bukan trik sotoshop ataupun keajaiban magic, tapi emang tangannya seperti itu. Meriam unik ini namanya Si Jagur, dan adanya di teras dalam Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta. Meriam ini memiliki berat 3,5 ton dengan panjang 3,85 meter dan diameter laras 25 cm ini sebenarnya sih berasal dari Portugis, tapi ada cerita unik lain yg sedikit berbau klenik. Banyak orang percaya kalo meriam ini bisa membantu orang untuk mendapatkan keturunan. Nah loh? Darimana pulak bisa kayak gitu ceritanya?
Bentuk jari jempol yg nyelonong di antara jari tengah dan telunjuk genggaman tangan, merupakan bentuk bahasa non-verbal yg umum di dalam masyarakat sebagai ajakan melakukan hubungan sex. Banyak orang percaya jempol di kepalan tangan tersebut merupakan kuku Bima. Bima, tokoh pewayangan, yg mempunyai senjata berupa kuku tajam di jempol dianggap sebagai simbol kesuburan. Banyak orang berdatangan, umumnya pasangan yg belum memiliki keturunan, pada malam jumat untuk melakukan ziarah, dan semacam ritual yg dipercaya dapat menghasilkan keturunan. Mau tau apa ritualnya, sodara-sodara? Yak, cukup gesekkan alat kelamin anda di kepalan tangan meriam si Jagur (-__-").
Sebenarnya bukan cukup, tapi SANGAT mengherankan sih, darimana pulak ceritanya bisa langsung tekdung gara-gara acara gesek-gesekan kayak gitu, tapi yg pasti, jika dirunut dari sejarahnya, meriam ini berasal dari Portugis yg digunakan sebagai artileri untuk mempertahankan malaka dari serangan kompeni Belanda, melalui serikat dagangnya yg sangat legendaris untuk kita semua bangsa Indonesia, VOC. Akhirnya Portugis pun kalah, dan meriam ini lalu diboyong sama kompeni ke Batavia, tahun 1641, setelah keberhasilan menguasai malaka. Pada punggung meriam terdapat tulisan "EX ME IPSA RENATA SUM" yg memiliki makna "Dari Diriku Sendiri, Aku Dilahirkan Lagi". Hal ini mungkin bisa dijelaskan, karena meriam ini dibuat dari leburan 16 meriam kecil yang terbuat dari perunggu, dan Voila! jadilah Meriam Si Jagur! *iklanKoKoCrunch*
Jadi, ga masuk akal kalo dibilang kepalan tangan meriam dianggap representasi simbolis dari kuku Bima. Jauh-jauh dari Portugis gitu loh! Ntah siapa yg memulai urban legend yg kemudian menjadi kisah berantai berupa mitos gesek-menggesek-kelamin-dijempol-meriam-terus-tekdung-deh ini, tapi tetep aja orang berdatangan berpasang-pasangan untuk meminta keturunan. Sepertinya para pasangan ini belum kenal teknologi yg namanya On Clinic :)
Pelancong yg terkesima
(thx to Inda)
(thx to Inda)
Trivia :
- Asal Usul nama si Jagur kemungkinan besar berasal dari nama Benteng Santo Jago De Barra, tempat meriam ini diletakkan pertama kali.
- Konon kabarnya sih, meriam ini memiliki jenis kelamin laki-laki dan pasangannya sekarang berada di Keraton Solo yg berjenis kelamin perempuan.