Pages

Thursday, June 24, 2010

I'm NOT the Invisible Man

Di awal februari ini, aku melihatnya lagi, kali ini 2x (mungkin).
Sepertinya ada beban yang mesti aku tuangkan lewat tulisan, hal ini uda membuatku kepikiran trus hampir sebulan ini. Ntah kenapa, disaat aku mesti melupakan sosok yg begitu mempesona, disaat kayaknya aku uda bisa ngejalani hidup ini with the easiest way, kenapa dia slalu muncul? why she always on my mind? kenapa? kenapa?

Padahal jawaban yg dia kasih uda cukup jelas : Tidak.

Disatu sisi, aku puas, penantianku slama ini ada jawabannya, yaitu "tidak" itu sendiri. Sebenarnya ini uda cukup buatku, awalnya aku pikir begitu, but it's kinda joke for me, cinta tidak harus memiliki itu bullshit!

Cinta itu harus memiliki

Mungkin pernyataan ini bisa dianggap terlalu possesif dari seorang oportunis yg naif kayak aku ini.
I want her so badly, i really do. Kadangkala pemikiran Optimistis itu perlu demi membangkitkan rasa PD, tapi kalo sikap optimis itu tidak bersinergi dengan realita yg diharapkan, lebih baik tidak usah terlalu berharap. Saat ini aku rasa lebih baik memiliki pemikiran yg realistis, lebih relevan daripada pemikiran optimistis, karena pada dasarnya, manusia itu terlalu naif menjalani realita hidupnya.

Semalam dan hari ini ada 1 lagu yg liriknya cukup catchy for me in this such a situation, ini dia liriknya :

"I wish you'd look at me that way
Your beautiful eyes looking deep into mine
Telling me more than any words could say
But you don't even know I'm alive
Baby, to you, all I am is the invisible man
(you dont see me baby)
"

Invisible Man - 98 Degrees

Andai saat ini aku lagi berdua ama dia, aku mo bilang : "Im NOT the invisible man".

Aku uda buktikan kalo aku eksis, aku itu ada, aku itu orang yg yg dulu memperhatikanmu dari jauh, si bodoh yg cuma bisa diam ketika pertama kali bertatap mata with those beautiful eyes i've ever seen, menjadi seorang oportunis yg tidak berpikir panjang untuk sekedar mendapatkan no ponselmu. Dan hal lainnya yg mungkin terlalu melankolis untuk diungkapkan.

Sudah sebulan berlalu semenjak insiden penolakan yg agak kurang menyenangkan itu :p.
But hey, it's a shame that it had to be this way. The real fact is, i don't feel like a looser, i already tried to make u mine although it won't succeed.

Lelaki punya kewajiban untuk memilih, tapi tetap aja dia, the most mezmerizing girl ever for me, yg punya hak untuk menerima atau tidak pilihan itu. The choice is hers, not mine ...

Meskipun pertengahan bulan ini aku liat suatu pemandangan dirimu yg lagi-lagi kurang menyenangkan, tapi tetap aja you're the one, 'cause when I close my eyes at night, I realize that no one else, could ever take your place ...
I wish you could see, your the only girl I've ever dreamed of...

Memendam perasaan itu sakit, akan lebih ringan jika perasaan itu sudah tersampaikan tak peduli apapun yg menjadi jawaban, baik itu "ya" atau "tidak".

"I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
"

Your Call - Secondhand Serenade

Mungkin saat ini jawabannya "tidak", tapi itu bukan final, lebih tepatnya "belum jodoh".

Adakalanya berpikir positif itu membuatku menjalani hidup lebih optimis.
Saat ini kita memang belom jodoh, tapi kuharap di masa depan we can make it out, darl.

Mungkin akan lebih baik jika jawabannya seperti ini :
"Tidak, untuk saat ini, tapi mungkin nanti ..."



Medan, 1 Februari 2010
Pukul 23.12

Suatu renungan dikala memikirkannya (lagi).

Sebuah repost dari notes FB ku sendiri